NEXTSPORT.ID– Pada suatu masa, Shin Tae-yong, yang akrab disapa STY, pernah menjadi perbincangan utama karena peristiwa kontroversial yang menimpanya sebelum memimpin Timnas Indonesia.
Namun, mari kita telaah perjalanan kariernya dengan penuh cermat, dan bagaimana ia berhasil membangun prestasi gemilang bagi sepakbola Indonesia.
Awal Perjalanan Bersama Timnas Indonesia
Pada 28 Desember 2019, Stadion Pakansari, Bogor, menjadi saksi resmi dilantiknya Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Kontrak yang ia tandatangani membawanya hingga 31 Desember 2023, dan belakangan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) mengonfirmasi rencana perpanjangan kontrak hingga Juni 2024. Ini merupakan tonggak awal bagi era baru bagi sepakbola Indonesia.

Namun, debutnya bersama Timnas Indonesia senior terjadi pada 3 Juni 2021, ketika Indonesia menghadapi Thailand dalam kualifikasi Piala Dunia 2022.
Saat itu, Timnas Indonesia berada di peringkat 173 dalam ranking FIFA. Namun, sejak kepemimpinan Shin Tae-yong, prestasi tim ini melonjak dengan pesat, dan pada 26 Oktober 2023, mereka berada di peringkat 145 dunia, naik 28 peringkat dari sebelumnya. Ini adalah bukti nyata kemampuan taktis Shin Tae-yong dalam mengangkat prestasi timnya.
Mengubah Wajah Sepakbola Indonesia
Shin Tae-yong juga berhasil menciptakan perubahan signifikan dalam komposisi Timnas Indonesia senior. Bahkan, pencapaiannya tidak terhenti di situ.
Ia berhasil membawa Timnas Indonesia (senior, U-20, dan U-23) lolos ke tiga level Piala Asia sekaligus: Piala Asia U-20 2023, Piala Asia 2023, dan Piala Asia U-23 2024.
Ini adalah prestasi luar biasa yang menggambarkan keberhasilan STY dalam mengembangkan bakat-bakat muda Indonesia.
Pengalaman Pahit di Piala Dunia 2018
Sebelum menjadi pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong pernah mengalami momen memalukan pada 29 Juni 2018.
Pada saat itu, ia masih menangani Timnas Korea Selatan dan tiba di Kota Seoul setelah timnya tersingkir di fase grup Piala Dunia 2018.
Meskipun ia berhasil membawa Korea Selatan menang 2-0 atas Jerman dalam laga terakhir fase grup, publik Negeri Ginseng merasa kecewa.
Reaksi publik begitu kuat hingga Shin Tae-yong bersama anak asuhnya dilempari bantal oleh fans saat hendak berfoto di Kota Seoul.
Bahkan, ada suporter yang melempar telur ke arahnya. Kejadian itu membuat petugas keamanan harus segera bertindak untuk mengamankan pelaku pelemparan tersebut.
Beberapa hari setelah insiden tersebut, Shin Tae-yong memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Korea Selatan.
Perjalanan Ke Timnas Indonesia
Setelah menganggur selama 1,5 tahun, Shin Tae-yong menerima tawaran menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Namun, sebelum mengambil tawaran tersebut, ia sempat berbicara dengan bintang Tottenham Hotspur, Son Heung-min, di markas klub. Percakapan ini menggambarkan betapa pentingnya keputusan tersebut bagi karier dan kehidupan pribadinya.
“Bagaimana kabarmu? Saya dengar Anda akan pergi ke Indonesia,” tanya Son Heung-min.
“Ya, ada tawaran dari sana. Tawaran langsung dari Timnas Indonesia,” jawab Shin Tae-yong.
“Apakah Anda akan menerima tawaran itu? Anda harus bekerja, bukan?” tanya Son Heung-min lagi.
“Belum tahu. Tentu saja (harus bekerja) agar bisa memberikan uang jajan untuk Jae-hyuk (putra Shin Tae-yong),” pungkas Shin Tae-yong.
Dengan perjalanan kariernya yang penuh liku-liku, Shin Tae-yong telah membuktikan diri sebagai seorang pelatih yang mampu mengubah wajah sepakbola Indonesia.
Prestasi dan perjuangannya dalam mengangkat ranking FIFA Timnas Indonesia, membawa mereka ke level Piala Asia, serta pengalaman pahit di masa lalu menjadikan STY sebagai figur penting dalam dunia sepakbola Indonesia.
Ia telah membuktikan bahwa tantangan dan perjalanan sulit dapat menjadi batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar.